www.etapjj.webnode.com

Proposal PTK ku

20/02/2010 02:04

 

 

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI  PENERAPAN METODE MIND MAPING BAGI KELAS V SDN GEMAWANG, KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN

 

 

PROPOSAL

ELEKTRONIK TUGAS AKHIR

 

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh :

Akhid Heru Prabawa

NIM.07108259020

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

TAHUN 2010

 

 

HALAMAN PENGESAHAN

UNTUK SEMINAR PROPOSAL ETA

 

 

UPAYA  MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPING BAGI KELAS V SDN GEMAWANG, KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh :

 

 

 

 

AKHID HERU PRABAWA

NIM.07108249020

 

 

 

sebagai salah satu syarat guna memperoleh

gelar sarjana pendidikan

 

 

Telah di setujui untuk melaksanakan seminar proposal ETA, pada tanggal..........

 

Pembimbing,                                                                                                                              Supervisor,

 

 

 

 

A.    JUDUL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPING BAGI KELAS V SDN GEMAWANG, KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN

 

B.     ABSTRAK RENCANA PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa dalam materi pelajaran IPS melalui pendekatan Mind Maping di SDN Gemawang Sinduadi Mlati Sleman, Yogyakarta. Pendekatan Mind Maping

( Peta Pikiran ) adalah sebuah pendekatan yang menekankan pada keunikan dalam menghafal, memahami, dan mengingat dalam waktu yang relatif lama dalam memori pikiran dari suatu materi konsep yang diajarkan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti didampingi supervisor dan kolaborator. Subyek penelitian adalah siswa SDN Gemawang kelas V yang berjumlah 21 siswa. Pokok bahasan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah materi yang terdapat pada semester genap dari keseluruhan konsep IPS. Pelaksanaan penelitian melalui tahapan-tahapan siklus. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan observasi, catatan lapangan, studi dokumentasi dan pengamatan selama pentahapan siklus. Sedangkan langkah pengumpulan datanya adalah melalui tahap studi pendahuluan, tahap pelaksanaan dan tahap penulisan laporan penelitian. Dalam kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pretest dan posttest maupun pengamatan pada setiap siklus.Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest siswa pada materi pelajaran IPS. Diharapkan setelah terjadi peningkatan keaktifan dan daya ingat dalam pembelajaran, terjadi pula pada peningkatan hasil belajarnya.

 

 

C.    ANALISIS SITUASI

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap manusia. Seorang manusia akan terus menerus terperbaiki apabila mendapat pendidikan yang sesuai dan berkelanjutan. Manusia pada dasarnya dapat memiliki pola-pola jalan keluar atas masalah yang muncul dalam kehidupan apabila mendapat pendidikan yang baik .Dikatakan demikian karena pendidikan berfungsi dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan undang-undang sistem pendidikan nasonal No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan aktivitas dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.

Penyelenggaraan pembelajaran yang baik diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam keseluruhan proses pembelajaran terdapat kegiatan paling pokok antar guru dan siswa yang merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran,proses pembelajaran dipengaruhi antara kesiapan guru mengajar, metode mengajar, kemampuan mengelola kelas dan juga kebiasaan belajar yang baik. Suwarman (2006:105) berpendapat, mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran. Keseluruhan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam mengajar adalah hal yang mutlak dan wajib untuk dipenuhi bagi seorang guru. Pembelajaran yang baik tidak selamanya tergantung kepada skill guru dalam mengajar akan tetapi ditentukan pula pada penguasaan materi dan konsep dari suatu mata pelajaran. Maka tidak heran bila ada seorang siswa yang lebih dulu memahami materi pelajaran di lain sisi guru sendiri terkadang tertinggal karena penguasaan konsep materi yang kurang.

Menurut Hidayati, Mujinem, dan Anwar Senen (2008: 1-9 – 1-13) alasan dimasukannya IPS ke dalam kurikulum sekolah adalah kemampuan siswa sangat menentukan dalam pemilihan dan pengorganisasian materi IPS. Agar materi pelajaran IPS lebih menarik dan lebih mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar dan menengah, bahan materinya adalah diambil dari kehidupan nyata di lingkungan masyarakat. Bahan atau materi sangat dianjurkan diambil dari pengalaman pribadi, teman-teman sebaya, serta lingkungan alam, ataupun masyarakat sekitarnya. Kompetensi Pengetahuan sosial menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip-prinsip sosial, ekonomi, budaya, dan kewarganegaraan sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berakhlak mulia. 

Melalui pengajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya. Selanjutnya diharapkan mereka kelak mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia nyata.

Dari penjelasan di atas, sudah jelas bahwa melalui pendidikan IPS siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya di dunia nyata. Siswa dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip-prinsip sosial, ekonomi, budaya, dan kewarganegaraan sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berakhlak mulia. Agar materi pelajaran IPS lebih menarik dan lebih mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar dan menengah, bahan-bahannya diambil dari kehidupan nyata di lingkungan masyarakat. 

Dalam mengajar guru seharusnya tidak hanya sekedar menerangkan dan menyampaikan sejumlah materi pelajaran kepada siswa. Namun guru hendaknya selalu memberikan dorongan agar pada diri siswa terjadi proses belajar, oleh sebab itu setiap guru perlu mengenal metode mengajar dan dapat mengelola kelas secara baik sehingga mampu menciptakan suasana yang baik. Dalam setiap kegiatan pembelajaran pada dasarnya meliputi tiga kegiatan yaitu kegiatan sebelum pembelajaran, kegiatan proses pelaksanaan dan kegiatan sesudah pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran pembelajaran dapat berjalan efektif guru harus mampu memilih metode mengajar yang paling sesuai, tepat dan mampu menerapkan metode mengajar terlibat sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang diharapkan. Metode yang selama ini dipergunakan penulis, yaitu metode ceramah dan tanya jawab. Metode ini terkadang sudah menjadi hal yang tidak awam lagi sehingga sudah menjadi suatu kebiasaan yang kadang sering terjadi tanpa disadari. Hal ini pada dasarnya apabila dipertahankan terus menerus kemungkinan adalah akan terjadi kejenuhan bertaraf tinggi pada siswa sehingga mereka memiliki nilai hasil belajar yang kurang memuaskan.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran IPS di kelas V SDN Gemawang, Sinduadi, Mlati diketahui bahwa aktivitas belajar siswa kurang. Dalam hal ini ialah memiliki kekurangan dalam berbagai multi aspek bidang proses pembelajaran. Selama ini guru melaksanakan proses pembelajaran terbatas pada penjelasan atau penyampaian materi pelajaran saja, memberikan tugas dan menganalisis, dan jauh dari peran siswa untuk berpendapat. Yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah siswa kurang aktif, kurang memperhatikan penjelasan guru, memiliki keinginan untuk membahas materi lain diluar pelajaran bersama teman di kelas sehingga menyebabkan kelas tidak kondusif. Jarang sekali siswa mengajukan pertanyaan, apalagi memberikan tanggapan terhadap penjelasan guru. Jika siswa diberikan pertanyaan, mereka tidak bisa menjawab dengan benar. Siswa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal ulangan, sehingga nilai ulangan siswa rendah. Tingkat konsentrasi dan pemahaman pun juga sangat kurang sehingga menjadi pemicu rendahnya nilai hasil belajar.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran IPS di kelas V SDN Gemawng, Sinduadi, Mlati belum memuaskan. Oleh sebab itu, proses pembelajaran perlu diperbaiki. Gejala-gejala tersebut menurut peneliti merupakan gejala kurangnya aktivitas siswa untuk mengikuti pelajaran IPS. Untuk tahun pelajaran 2009/2010, hasil belajar siswa yang mencapai KKM, tidak mencapai angka tuntas klasikal. Artinya siswa mencapai hasil belajar dengan angka 60 tidak mencapai 85%. Dari jumlah 21 siswa, hanya 15 orang siswa yang mencapai KKM. Selama ini dalam pembelajaran IPS tidak dilaksanakan dengan metode yang menarik, menantang dan menyenangkan. Para guru seringkali menyampaikan materi IPS apa adanya sehingga pembelajaran IPS cenderung membosankan dan kurang menarik bagi siswa, dan pada gilirannya hasil belajar siswa kurang memuaskan. Di sisi lain, ada kecenderungan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih rendah.

Setidaknya ada tiga indikator yang menunjukkan hal ini. Pertama, siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat pada orang lain. Kedua,siswa kurang memiliki kemampuan beraktivitas untuk merumuskan gagasan sendiri, dan ketiga, siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman lain.Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akan menerapkan metode mind mapping. Mind Mapping adalah suatu cara penyajian pembelajaran dengan jalan bertukar pendapat mencari pemecahan masalah untuk materi tertentu. Dengan metode mind mapping, siswa termotivasi untuk mengemukakan pertanyaan, sehingga proses pembelajaran menuntut keterlibatan dan keberanian siswa secara aktif dengan segenap aktivitasnya, sehingga diperoleh dan didapatkan peningkatan hasil belajar yang diharapkan. Dalam mind mapping selalu ada satu pokok yang dibicarakan, dalam percakapan itu diharapkan siswa tidak menyimpang dari pokok pembicaraan, mereka harus selalu senantiasa kembali kepada pokok masalahnya dalam mind mapping semua anggota turut berpikir dan diperlukan disiplin yang ketat.

Dalam proses pembelajaran, panca indera dan seluruh kesanggupan seorang siswa perlu dirangsang, digunakan dan dilibatkan sehingga mereka tidak hanya mampu mengetahui melainkan juga dapat memahami, mengingat, menganalisis dan melakukan. Berdasarkan uraian di atas, metode Mind Maping sangat berpeluang sekali untuk memciptakan proses pembelajaran yang bisa mengantarkan siswa memperoleh nilai hasil belajar yang memuaskan. Metode Mind Maping memiliki kelebihan di satu titik terpenting yaitu dalam menciptakan ingatan yang lebih tahan lama dalam memori pikiran dan mengeluarkannya kembali dalam waktu yang dibutuhkan. Ingatan bagus dan baik adalah merupakan kunci untuk memperoleh nilai hasil belajar yang baik.

D.      RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan analisis situasi di atas dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

 “ Apakah metode mind maping dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Gemawang, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman ? ”

E.       TUJUAN PENELITIAN

Nizar Alam Hamdani dan Dody Hermana (2008:45-46) berpendapat bahwa PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas. Secara garis besar tujuan utama PTK adalah untuk mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan proses pembelajaran sehingga dapat menciptakan guru yang professional dan lulusan yang memiliki daya saing yang tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Zainal Aqib (2006:18) yang menyebutkan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkelanjutan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan metode mind maping untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Gemawang, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.

F.       MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian diatas dapat diperoleh kegunaan atau manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1.      Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan langsung dengan pelajaran IPS di Sekolah Dasar dengan menggunakan metode Mind Maping.

2.      Manfaat Praktis

a.     Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah terhadap masalah – masalah yang dihadapi di dunia pendidikan secara nyata.

 

 

b.    Bagi Siswa:

1)   Meningkatkan minat siswa belajar IPS.

2)   Meningkatkan daya pemahaman siswa atas suatu konsep

3)   Meningkatkan daya ingat siswa akan materi pelajaran IPS

4)   Meningkatan hasil belajar IPS

c.    Bagi Sekolah:

1)   Menambah variasi metode pembelajaran yang dapat dilaksanakan               

     di sekolah.

2)   Meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

3)   Menciptakan suasana kelas yang kondusif

d.   Bagi Guru:

1)   Memberikan informasi tentang perlunya inovasi pembelajaran   

     dengan penerapan  metode yang bervariasi.

2)   Memberikan pengalaman mengajar yang bermakna untuk  

     peningkatan profesionalisme guru.

3)   Menciptakan peralihan gaya mengajar tradisional ke dalam gaya

     mengajar variatif dan professional.

e.     Bagi Fakultas

Dapat dijadikan perbandingan bagi pembaca yang akan mengadakan penelitian, khususnya tentang penggunaan metode Mind Maping.

 G.   KAJIAN PUSTAKA

1.        HASIL BELAJAR

Menurut R.Ibrahim dan Mohammad Ali (2007-107), hasil belajar merupakan obyek evaluasi dalam bidang pengetahuan (kognitif) yang mencakup berbagai tingkat kemampuan seperti kemampuan ingatan, pemahaman, aplikasi dan sebagainya, yang evaluasinya dapat dilakukan secara kuantitatif – obyektif dengan menggunakan prosedur yang dapat distandarisasikan. Program pengukuran hasil belajar yang dilaksanakan secara baik akan dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan proses pendidikan seperti para pengawas, kepala sekolah, guru pembimbing dan orang tua.

Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika – matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan ? Data hasil penelitian multi kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %. Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %

Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar dan penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif. Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani, keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran agama dan kewarganegaraan.

Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta bagaimana menerapkannya dalam proses belajar-mengajar dan penilaian.

Pandangan Dimyati dan Mudjiono ( 1999: 250 ), menekankan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan Pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: 

1.       Ranah Kognitif

      Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2.       Ranah Afektif

      Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karekterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai.

3.   Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular ( menghubungkan, mengamati ).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar

psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

     Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh Perubahan tingkah laku yang lebih baik. Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:

a.    Ketrampilan dan kebiasaan

b.    Pengetahuan dan pengertian

c.    Sikap dan cita-cita

            Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 250-251.

Sri Patmah Sukartini dan M.Imam Faisal Baihaqi (2007:143) mengemukakan hasil belajar yang dicapai secara baik oleh siswa akan menjadikan balikan dari upaya yang telah dilakukannya. Hal demikian dapat memberikan motivasi untuk melakukan tindakan berikutnya. Perasaan sukses yang ada pada diri seseorang akan mendorongnya untuk selalu memelihara dan meningkatkan kinerja yang lebih baik.

Menurut Nabisi Lapono (2008:4-123) Hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang mendidik adalah berupa perubahan tingkah laku yang disadari, kontinu, fungsional, positif, tetap bertujuan dan komprehensif.Menurut Agus Suprijono (2009:5), Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.Gagne dalam Agus Suprijono (2009:5-6) mengemukakan bahwa hasil belajar berupa:

1......................................PROPOSAL SELENGKAPNYA, Dwonload di sini ( versi Word ), Sekilas tentang Mind Map, klik di sini

Back

Search site

Akhid"s Design 2010